Minggu, 22 September 2013

Kelaikan Medik dalam menggunakan Kontrasepsi

Kelaikan Medik dalam menggunakan Kontrasepsi
Pemadanan antara keinginan klien dengan kelaikan medik dalam memilih metode kontrasepsi
1.      Pendahuluan
a.       Informasi akurat dan objektif tentang mekanisme kerja dan pengaruh bahan aktif kontrasepsi merupakan bahan pertimbangan utama dalam memilih metode terpilih
b.      Cepatnya perkembangan teknologi kontrasepsi membuat petugas kesehatan harus mengaplikasikan informasi terkini dalam konseling/pemberian informasi   
2.      Strategi bagi Pelayanan KB Berkualitas
a.       Perencanaan, manajemen dan penilaian keberhasilan program KB harus mengacu pada hak klien
b.      Menjamin ketersediaan berbagai metode dan kualitas kontrasepsi dalam pelayanan
c.       Mengaplikasikan kelaikan medik dalam konseling dan pelayanan KB
3.      Three Key Messages in Healthy Timing and Spacing of Pregnancy
a.       After a livebirth, woman should wait 24 months before getting pregnant
b.      After an abortion, woman should wait 6 months before another pregnancy
c.       Woman should wait at least age 18 for the first pregnancy

Sabtu, 21 September 2013

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DASAR PADA BAYI DI DESA BADRAN KECAMATAN KRANGGAN KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2010



TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DASAR PADA BAYI
DI DESA BADRAN KECAMATAN KRANGGAN
KABUPATEN TEMANGGUNG
 TAHUN 2010



KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Kelulusan
Program Pendidikan Diploma III Kebidanan
Program Studi Kebidanan Magelang
Politeknik Kesehatan
Kementrian Kesehatan
Semarang





Disusun oleh :
Leny Widi Astuti
NIM : P 174 24 207 119






KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN KEMKES SEMARANG
PROGRAM STUDI KEBIDANAN
MAGELANG
2010



 
HALAMAN PERSETUJUAN


TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DASAR PADA BAYI
DI DESA BADRAN KECAMATAN KRANGGAN
KABUPATEN TEMANGGUNG
 TAHUN 2010



Karya Tulis Ilmiah ini telah diteliti dan disetujui oleh pembimbing untuk dipertahankan dihadapan penguji pada Uji Sidang Karya Tulis Ilmiah
Hari              :
Tanggal        :



Dosen Pembimbing



Bambang Sarwono, S.Kep
NIP : 197108141998031001





HALAMAN PENGESAHAN


TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DASAR PADA BAYI
DI DESA BADRAN KECAMATAN KRANGGAN
KABUPATEN TEMANGGUNG
 TAHUN 2010

Karya Tulis Ilmiah ini telah diujikan dan disahkan oleh Tim Penguji Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Semarang Prodi Kebidanan magelang
Hari                    :
Tanggal              :


Penguji I



Munayarokh,S.Pd, M.Kes
NIP:1965108198632001
Penguji II



Bambang Sarwono, S.Kep
NIP : 197108141998031001

Mengetahui
Ketua Program Studi Kebidanan
Magelang



Munayarokh, S.Pd, M.Kes
NIP:1965108198632001
TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DASAR PADA BAYI DI DESA BADRAN KECAMATAN KRANGGAN KABUPATEN TEMANGGUNG  TAHUN 2010
Jumlah kata 163
INTISARI
Leny Widi Astuti.1 Bambang Sarwono, S.Kep.2
Latar Belakang: Berdasarkan Depkes RI (2007), Kabupaten Temangggung termasuk salah satu dari 12 kabupaten yang merupakan Priority Districts Jawa Tengah dengan jumlah penduduk yang besar dan cakupan imunisasi yang rendah. Di desa Badran merupakan merupakan desa dengan cakupan imunisasinya yang tinggi yaitu rata-rata 95,36% cakupan terendah adalah pada imunisasi campak yaitu 84,2%.
Tujuan penelitian : Untuk menggambarkan karakteristik responden berdasarkan umur, pendidikan dan pengalaman dari anak sebelumnya dan mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar pada bayi, yang meliputi pengertian,tujuan, kontra indikasi, jenis-jenis, jadwal pemberian, cara pemberian dan efek samping imunisasi dasar pada bayi.
Metodologi: Jenis penelitian adalah deskriptif dengan menggunakan pendekatan survey.  Besarnya responden sebanyak 62 orang dan alat yang digunakan adalah kuesioner, yang terdiri dari  karakteristik responden dan  pertanyaan Dichotomus choice  meliputi 35 pertanyaan. Kuesioner didistribusikan langsung kepada responden. Data diolah secara manual dengan menggunakan metode deskriptif kuantitaif yang dibedakan menjadi baik, cukup baik, kurang baik, dan rendah.
Hasil Penelitian: Kesimpulan  mayoritas responden berpendidikan SMA (53%), berusia rentang 20-35 tahun (77%), dan baru memiliki 1 anak (50%). Secara keseluruhan tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar pada bayi di desa Badran adalah termasuk dalam kategori baik (75,62%), dengan penjabaran subvariabel sebagai berikut : 1) Tingkat pengetahuan ibu tentang pengertian imunisasi dasar adalah termasuk dalam kategori baik (83,5%), 2) Tentang tujuan imunisasi dasar termasuk dalam kategori cukup (72,2%), 3) Tentang jenis jenis imunisasi dasar termasuk dalam kategori cukup (73,2%), 4) Tentang jadwal imunisasi termasuk dalam kategori baik (78,7%), 5) Cara pemberian imunisasi termasuk dalam kategori cukup (68,3), 6) Tentang kontra indikasi imunisasi termasuk dalam kategori baik (78,7),  7) Tentang efek samping pasca imunisasi adalah termasuk dalam kategori cukup (74,5%).
 

Kata Kunci : Tingkat Pengetahuan Ibu, Imunisasi Dasar, Bayi
MOTTO
Ada kekuatan didalam kesabaran, orang yang sabar adalah orang yang kuat, karena ia sanggup menanggung segala sesuatau dan ia tidak pernah merasa disakiti ( HB Nugroho)
Kemurahan hati adalah jalan dua arah dan rasa terima kasih kadang-kadang harganya lebih dri “terima kasih” (Kahlil Gibran)
Sesungguhnya ilmu adalah separuh dari kehidupan, barang siapa yang menguasainya, maka ia telah menguasai separuh kehidupanya (Jalal Aldin Rumi)
Kekuatan yang sesungguhnya adalah kekuatan yang muncul dari kesadaran diri sendiri, baru sebagian kecil dari orang-orang di sekeliling kita. Maka kitalah yang sesungguhnya memegang kendali atas diri kita (Penulis)










PERSEMBAHAN
Kuperembahkan karya kecilku ini sebagai tanda cinta kasihku untuk :
*     Ayah dan Bunda tercinta, senyum kalian adalah segalanya bagiku. , terima kasih telah memberikan dorongan baik moril maupun materiil serta do’a restu yang senantiasa mengiringi setiap langkahku.
*     Adikku tercinta. Terima kasih atas ketulusan dan keindahan persaudaraan kita.
*     Sahabat-sahabat terkasih “anak-anak kos Budi” yang senantiasa mewarnai hari-hariku
*     Seseorang yang senantiasa  mengisi hari-hariku dan dengan sabar menjadi tempat keluh kesahku.
*     Teman-teman seperjuangan kelas Cempaka dan Kenanga, serta adik tingkat, semoga ukhuwah yang sudah terjalin tidak akan pernah berakhir










KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr Wb
Alhamdulillah, ppuji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan  Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar pada bayi di desa Badran,kecamatan Kranggan, Kabupaten Temanggung”. Karya Tulis Ilmiah ini di susun untuk memennuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan DIII Kebidanan Politeknik Kesehatan  Kemkes Semarang Program Studi Kebidanan Magelang Tahun 2010.
Penulis menyadari dalam menyelesaikan tugas ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih atas bimbingan, saran, bantuan, dan dukungan baik moral maupun spiritual kepada :
1.      Bpk Sugianto,S.Pd, M.App.Sc, selaku direktur Politeknik Kesehatan Depkes Semarang.
2.      Ibu Hj. Munayarokh, S.Pd. M.Kes selaku Ketua Prodi Kebidanan Magelang.
3.      Bpk Bambang Sarwono, S.Kep selaku dosen Pembimbing yang telah banyak membimbing dalam penyelesaian Penulisan Karya Tulis Ilmiah Karya Tulis ilmiah ini.
4.      Bapak dan ibu dosen Akademi Kebidanan Magelang yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis.
5.      Ibu Dewi Luh Amd.Keb yang telah membantu dan membimbing dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
6.      Ayah, ibu tercinta atas doa dan dukungan yang luar biasa dalam segala hal dan pengorbanannya selama penulis menempuh pendidikan DIII Kebidanan.
7.      Teman-teman seperjuangan yang telah memberikan bantuan baik ide, tenaga, maupun waktu serta motivasi dan dukungan sepenuhnya.
8.      Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu atas dukungan dan bantuan yang telah diberikan terhadap pelaksanaan penulisan Karya Tulis Ilmiah.
Penulis menyadari bahwa penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari sempurna karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang penulis miliki. Oleh karena itu penulis mengharap kritik dan saran yang membangun demi peningkatan kwalitas penulisan di masa mendatang dan semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi kita semua.
Wassalamu’alaikum Wr Wb

Magelang, Maret 2010

Penulis




DAFTAR ISI

                                                                                                            Halaman
HALAMAN JUDUL.....................................................................................                        i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING............................................                       ii
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................                        iii
INTISARI.......................................................................................................           iv
MOTTO.........................................................................................................             v
PERSEMBAHAN.........................................................................................             vi
KATA PENGANTAR...................................................................................                        vii
DAFTAR ISI..................................................................................................                        ix
DAFTAR TABEL..........................................................................................          xi
DAFTAR GAMBAR......................................................................................         xii
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................          xiii

BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang..............................................................................            1
B.     Perumusan Masalah ......................................................................           4
C.     Tujuan............................................................................................           4
D.    Ruang Lingkup.............................................................................            .          6
E.     Manfaat Penelitian.........................................................................           6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A.    Pengetahuan...................................................................................           8
B.     Imunisai..........................................................................................          12
C.     Kerangka Teori...............................................................................          26

BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A.    Kerangka Konsep..........................................................................           27
B.     Variabel dan Definisi Operasinal..................................................            27
C.     Jenis dan Desain Penelitian...........................................................            29
D.    Waktu dan Tempat Penelitian.......................................................            30
E.     Populasi dan Sampel.....................................................................            30
F.      Teknik Pengumpulan Data............................................................            32
G.    Pengolahan Data dan Analisis Data..............................................           34
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.    Hasil Penelitian.............................................................................            37
B.     Pembahasan...................................................................................                       45
KESIMPULAN DAN SARAN
A.    Kesimpulan....................................................................................          
B.     Saran...............................................................................................         
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

DAFTAR TABEL


halaman
Tabel 1.1
Cakupan Imunisasi Di Indonesia……………………………..

Tabel 1.2
Cakupan imunisasi di Puskesmas Pare dan desa Badran tahun 2009……………………………………………………

Tabel 2.1
Jadwal Imunisasi Menurut Depkes RI 2009………………….

Tabel 2.2
Jadwal imunisasi menurut Pedoman Imunisasi di Indonesia...

Tabel 2.3
Jadwal Imunisasi Program Nasional Depkes RI……………..

Tabel 2.4
Cara Pemberian Imunisasi …………………………………...

Tabel 2.5

Pencatatan Pemberian Imunisasi Dasar Lengkap Menurut Depkes RI 2009………………………………………………

Tabel 4.1

Tingkat pengetahuan ibu tentang pengertian imunisasi dasar pada bayi……………………………………………………...

Tabel 4.2

Tingkat pengetahuan ibu tentang tujuan imunisasi dasar pada bayi……………………………………………………………

Tabel 4.3

Tingkat pengetahuan ibu tentang jenis imunisasi dasar pada bayi…………………………………………………………………

Tabel 4.4

Tingkat pengetahuan ibu tentang jadwal pemberian imunisasi dasar pada bayi……………………………………………….

Tabel 4.5

Tingkat pengetahuan ibu tentang cara pemberian imunisasi dasar pada bayi…………………………………………………...

Tabel 4.6

Tingkat pengetahuan ibu tentang kontra indikasi imunisasi dasar pada bayi……………………………………………

Tabel 4.7

Tingkat pengetahuan ibu tentang efek samping imunisasi dasar pada bayi………………………………………………….

Tabel 4.8 

Prosentase rata-rata tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar  pada bayi berdasarkan subvariabel…………

Tabel 4.9

Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Dasar Pada Bayi di Desa Badran Kecamatan Kranggan Berdasarkan Tingkat Pendidikan……………………………………………………

Tabel 4.10

Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Dasar Pada Bayi di Desa Badran Kecamatan Kranggan Berdasarkan jumlah anak……………………………………………………………

Tabel 4.11

Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Dasar Pada Bayi di Desa Badran Kecamatan Kranggan Berdasarkan Umur…………………………………………………………..















DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Izin Pengambilan Data Puskesmas
Lampiran 2 Kuesioner Penelitian Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Dasar Pada bayi
Lampiran 3 Surat Pengantar Kuesioner
Lembar Bimbingan












BAB I
PENDAHULUAN
  1. LATAR BELAKANG
Angka kematian bayi (AKB) dalam dasawarsa terakhir ini menunjukkan penurunan yang bermakna, yaitu apabila pada tahun 1971 masih sebesar 142 dan menjadi 112 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 1980, pada tahun 1985 ke tahun 1990 dari 71 menjadi 54 per 1000 kelahiran hidup (Ranuh, 2005)
Indonesia masih mengalami banyak masalah kesehatan yang cukup serius terutama dalam bidang kesehatan ibu dan anak. Menurut Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2003 Angka Kematian Bayi (AKB) yaitu 35 per 1000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Balita (AKABA) 46 per 1000 kelahiran hidup . Salah satu faktor penting dalam upaya penurunan Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Balita (AKABA) adalah dengan program imunisasi. Banyak penyakit menular yang dapat menyebabkan kematian seperti dipteri, tetanus, hepatitis B dan masih banyak penyakit lainnya .
1
 
Berdasarkan Depkes RI (2001) insidensi penyakit menular pada tahun 2000 yang dapat mematikan anak yaitu dipteri sebanyak 23 kasus, pertusis sebanyak 142 kasus, tetanus neonaturum sebanyak 466 kasus, polio sebanyak 48 kasus dan campak sebanyak 56 kasus. Beberapa penyakit menular yang dapat menyebabkan kematian seperti tuberkulosis, hepatitis B, dipteri, tetanus, pertusis, polio, dan campak sebagaian dapat dicegah dengan pemberian imunisasi. Cakupan imunisasi meliputi seluruh propinsi di Indonesia hampir 97% dari 302 kabupaten telah mencapai target Universal Child Immunization (UCI). Hal ini berarti bahwa cakupan imunisasi untuk BCG, DPT, Polio, Campak dan Hepatitis B, mencapai 80% baik di tingkat nasional, propinsi, kabupaten bahkan di setiap desa, sedangkan jumlah sasaran bayi di Indonesia per tahun 4,6 juta (Anonim, 2008).
Berdasarkan data subdit Imunisasi Ditjen PPM dan PLP Depkes tahun 2004 cakupan imunisasi di Indonesia adalah sebagai berikut
Tabel 1.1
Cakupan Imunisasi Di Indonesia
Cakupan per antigen
1996/1997 (%)
2003 (%)

1 dosis BCG
3 dosis DPT
4 dosis polio
3 dosis hep B
1 dosis campak
2 dosis TT ibu hamil
99,6
90,9
85,0
62,0
91,7
73,3
97,7
90,8
90,4
79,4
90,4
71,5
Data: Subdit Imunisasi Ditjen PPM&PLP Depkes,2004
Sumber: Ranuh,2005
Dari tabel tersebut diketahui bahwa cakupan imunissi di Indonesia malah mengalami penurunan kecuali pada cakupan imunisasi polio, yaitu dari 85% menjadi 90,4%.
Berdasarkan Depkes RI (2007), Kabupaten Temangggung termasuk salah satu dari 12 kabupaten yang merupakan Priority Districts Jawa Tengah dengan jumlah penduduk yang besar dan cakupan imunisasi yang rendah.
Dari laporan imunisasi Puskesmas Pare kabupaten Temanggung didapatkan data sebagai berikut :
Tabel 1.2
Cakupan imunisasi di Puskesmas Pare dan desa Badran tahun 2009
Cakupan perontingen
Cakupan imunisasi Puskesmas Pare
(%)
Cakupan imunisasi Desa Badran
(%)

BCG
DPT
Polio
Hepatitis
Campak

100
96,5
98,2
97
88,4

97,4
97,8
98,7
98,7
84,2
Sumber : data Puskesmas Pare Temanggung
Dari data tersebut diketahui bahwa cakupan imunisasi di Puskesmas Pare terendah adalah imunisasi campak.
Salah satu faktor yang menunjang program imunisasi di desa Badran maupun Puskesmas Pare adalah adanya partisipasi dari ibu yang memiliki bayi yang menjadi sasaran imunisasi Puskesmas Pare dimana untuk itu dibutuhkan pengalaman dan pengetahuan yang cukup memadai tentang pentingnya imunisasi bagi bayi.
Berdasarkan penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan di desa Wonokerto wilayah kerja Puskesmas Tegalrejo pada Tahun 2007 didapatkan hasil bahwa pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar di desa Wonokerto cukup baik (64,64%).
Dari hal-hal tersebut diatas penulis tertarik untuk menggali sejauh mana tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar bagi bayi di desa Badran, Kecamatan Kranggan,Kabupaten Temanggung.
  1. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian di atas maka perumusan  masalah yang muncul adalah: “Bagaimana tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar pada bayi di desa Badran,kecamatan Kranggan, Kabupaten Temanggung?”
  1. TUJUAN
1.Tujuan Umum
Mendapatkan gambaran tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar pada bayi di desa Badran,  Kecamatan Kranggan, Kabupaten Temanggung.
2.Tujuan Khusus
a.       Untuk menggambarkan ibu (Responden) berdasarkan tingkat pendidikan, umur, dan pengalaman (dari pengalaman anak sebelumnya)
b.      Untuk menggambarkan tingkat pengetahuan ibu tentang pengertian imunisasi
c.       Untuk menggambarkan tingkat pengetahuan ibu tentang tujuan imunisasi
d.      Untuk menggambarkan tingkat pengetahuan ibu tentang jenis-jenis imunisasi dasar bagi bayi.
e.       Untuk menggambarkan tingkat pengetahuan ibu tentang kontra indikasi pemberian imunisasi dasar bagi bayi
f.       Untuk menggambarkan tingkat pengetahuan ibu tentang jadwal pemberian imunisasi dasar bagi bayi
g.      Untuk menggambarkan tingkat pengetahuan ibu tentang cara pemberian imunisasi dasar bagi bayi
h.      Untuk menggambarkan tingkat pengetahuan ibu tentang efek samping pasca pemberian imunisasi dasar pada bayi

  1. RUANG LINGKUP
1.      Variabel yang diteliti
Variabel dalam penelitian ini adalah tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar pada bayi.
2.      Subjek/ Responden
Responden dalam penelitian ini adalah semua ibu yang anaknya terdata menjadi sasaran imunisasi dasar di Desa Badran, Kecamatan Kranggan.
3.      Lokasi penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di desa Badran, Kecamatan Kranggan, Kabupaten Temanggung.
4.      Waktu penelitian
Penelitian dilakukan 12 April-8 Mei 2010
  1. MANFAAT PENELITIAN
1.      Bagi Institusi
Hasil penelitian dapat digunakan sebagai referensi tambahan bagi institusi pendidikan dalam proses belajar mengajar.
2.      Bagi Masyarakat
Hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran tingkat pengetahuan masyarakat tentang imunisasi dasar pada bayi.
3.      Bagi Tenaga Kesehatan
Dapat digunakan sebagai tolok  ukur bagi tenaga kesehatan khususnya bidan dalam memberikan konseling atau penyuluhan tentang imunisasi sesuai dengan tingkat pengetahuan ibu yang didapat dari hasil penelitian.
4.      Bagi Mahasiswa Kesehatan
Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan wawasan dan pengetahuan mahasiswa kesehatan khususnya mahasiswa kebidanan tentang imunisasi dasar bagi bayi.





 
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.    PENGETAHUAN
1.      Pengertian pengetahuan
Pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu “ dan ini terjadi setelah orang melaksanakan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Pengideraan terjadi melalui panca indera manusia, yaitu : indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba dimana sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui penglihatan dan pendengaran. Pengetahuan merpakan dasar untuk terbentuknya tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2003). Sedangkan menurut Poerwadarminta (1996) dalam kamus besar Bahasa Indonesia pengetahuan adalah hal mengetahui segala apa yang diketahui atau kepandaian.
2.      Tingkat pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2003) pengetahuan yang dicakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkat, yaitu :
a.      
8
 
Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.
b.      Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat mengiterpretasi materi tersebut secara benar.
c.       Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.
d.      Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih didalam suatu struktur organisasi  tersebut, dan masih ada kaitanya satu sama lain.
e.       Sintesis (Synthesisi)
Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis itu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.
f.       Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilainan terhadap suatu materi atau objek. Penilaian ini berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.
3.      Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan
Ada beberapa faktor yang berhubungan atau berpengaruh terhadap pengetahuan antara lain :
a.       Pendidikan
Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Makin tinggi pendidikan seeorang makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Dengan pendidikan tinggi maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi, baik dari orang lain maupun dari media massa (Anonim, 2009).
b.      Pengalaman
Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi masa lalu (Anonim, 2009).
c.       Umur
Umur mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah umur akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik. Semakin tua semakin bijaksana, semakin banyak informasi yang dijumpai dan semakin banyak hal yang dikerjakan sehingga menambah pengetahuannya (Anonim, 2009).
d.      Informasi
Informasi yang diperoleh dari berbagai sumber akan mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang. Bila seseorang benyak memperoleh informasi maka ia cendrung mempunyai pengetahuan yang lebih luas (Notoadmodjo, 2003).
B.     IMUNISASI
1.      Pengertian imunisasi dasar
Imunisasi adalah pemberian kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit dengan memasukkan sesuatu ke dalam tubuh agar tubuh tahan terhadap penyakit yang sedang mewabah atau berbahaya bagi seseorang. Imunisasi berasal dari kata imun yang berarti kebal atau resisten (Anonim, 2008).
Imunisasi adalah cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu antigen, sehingga jika kelak ia terpajan pada antigen yang serupa, tidak terjadi penyakit. Tujuan imunisasi adalah untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu pada seseorang, dan menghilangkan penyakit tertentu pada sekelompok masyarakat (populasi) atau bahkan menghilangkan penyakit tertentu dari dunia (Ranuh, 2001).
Imunisasi dasar atau imunisasi wajib adalah 5 jenis imunisasi yang wajib diperoleh bayi sebelum usia setahun (Anonim,2009). Imunisasi dasar adalah imunisasi yang diberikan pada bayi (usia 0-12 bulan) meliputi imunisasi BCG, DPT, Polio, Hepatitis B dan Campak (Depkes RI, 2005). Tujuan imunisasi dasar adalah memberikan kekebalan tubuh anak terhadap penyakit Tuberkolosis, difteri, pertusis (batuk rejan), tetanus, hepatitis B, Campak, dan  polio.
Dilihat dari cara timbulnya ada 2 jenis kekebalan yaitu :
a.       Kekebalan pasif
Kekebalan pasif yaitu kekebalan yang diperoleh dari luar tubuh, bukan dibuat oleh individu itu sendiri. Kekebalan pasif tidak akan bertahan lama karena akan dimetabolisme oleh tubuh (Ranuh, 2005)
Kekebalan pasif dapat terjadi dengan 2 cara :
1)       Kekebalan pasif alamiah atau kekebalan pasif bawaan, yaitu kekebalan yang diperoleh zat penolak sehingga proses cepat tetapi tidak bertahan lama. Misalnya kekebalan pada janin yang diperoleh dari ibu.
2)       Kekebalan pasif buatan yaitu diperoleh setelah mendapat suntikan zat penolak. Misalnya pemberian vaksin ATS.
b.      Kekebalan aktif
Kekebalan aktif adalah kekebalan yang dibuat oleh tubuh sendiri akibat terpajan pada antigen seperti pada imunisasi, atau terpajan secara alamiah. Kekebalan aktif biasanya berlangsung lebih lama karena adanya memori imunologik (Ranuh, 2005)
Kekebalan aktif dapat dibedakan menjadi :
1)       Kekebalan aktif alamiah, dimana tubuh membuat kekebalan sendiri setelah mengalami/sembuh dari suatu penyakit. Misal penyakit campak.
2)       Kekebalan aktif didapat yaitu dengan pemberian vaksin sehingga akan merangsang tubuh membentuk antibodi. Misal vaksin BCG, DPT, Polio, dan lainya.
Vaksin adalah suatu obat yang diberikan untuk membantu mencegah suatu penyakit. Vaksin membantu tubuh untuk menghasilkan antibodi. Antibodi ini berfungsi melindungi terhadap penyakit (Anonim,2009). Sedangkan menurut Depkes RI (2005) Vaksin adalah suatu produk biologis yang terbuat dari kuman, komponen kuman (bakteri, virus atau riketsia), atau racun kuuman (toxoid) yang dilemahkan atau dimatikan dan akan menimbulkan kekebalan spesifik secara aktif terhadap penyakit tertentu.
2.       Sasaran imunisasi
Sesuai dengan program pengembangan imunisasi (PPI) Nasional, sasaran imunisasi adalah :
a.       Bayi dibawah umur 1 tahun
b.      Ibu hamil (awal) kehamilan sampai 8 bulan
c.       Wanita usia subur (WUS) calon pengantin
d.      Anak sekolah dasar kelas 1 dan 6
3.      Program imunisasi dasar di Indonesia
Imunisasi dasar adalah imunisasi yang diberikan pada bayi (usia 0-12 bulan) meliputi imunisasi BCG, DPT, Polio, Hepatitis B dan Campak (Depkes RI, 2005).
Pada penelitian ini akan dibahas imunisasi dasar yang diberikan pada bayi (Umur 0-12 bulan)
a.       Jenis-jenis imunisasi dasar pada bayi
1)      BCG
BCG (Bacillus Calmette-Guerin) adalah vaksin untuk mencegah penyakit TBC. Berasal dari bakteri hidup yang dilemahkan, ditemukan oleh Calmette dan Guerin (Anonim, 2009).
Vaksin BCG berbentuk bubuk kering harus dilarutkan dengan 4 cc NaCl 0,9%. Setelah dilarutkan harus segera dipakai dalam waktu 3 jam, sisanya dibuang. Penyimpanan pada suhu < 5°C terhindar dari sinar  matahari (indoor day-light) (Depkes RI, 2009).
Kontra indikasi pemperian imunisasi BCG adalah :
a)      Adanya penyakit kulit berat/menahun seperti eksim, furunkolosis dan sebagainya.
b)      Mereka yang sedang menderita TBC (Depkes RI, 2005).
c)      Respon imunologik terganggu : infeksi HIV, def imun kongenital, leukemia, keganasan
d)     Respon imunologik tertekan: kortikosteroid, obat kanker, radiasi (Anonim, 2009).
2)      Vaksin Hepatitis B
Vaksin Hepatitis B adalah vaksin virus recombinan yang telah diinaktivasikan dan bersifat non infectious, berasal dari HbsAg yang dihasilkan dari sel ragi (Hansenula polymorpha) menggunakan teknologi DNA recombinan. Untuk pembarian kekebalan aktif terhadap infeksi yang disebabkan oleh virus hepatitis B. Vaksin disuntikkan dengan dosis 0,5 ml, vaksin harus disimpan pada suhu 2˚C-8˚C (Depkes RI, 2005).
Kontra indikasi : vaksin ini tidak boleh diberikan kepada penderita infeksi berat yang disertai kejang.
Tingkat kekebalan yang didapat cukup tinggi, antara 94-96%. Umumnya setelah 3 kali suntikan, lebih dari 95% bayi mengalami respons imun yang cukup (Anonim, 2009).
3)      Difteri, Pertusis, Tetanus (DPT)
Vaksin DPT (Difteri Pertusis Tetanus) adalah vaksin yang terdiri dari toxoid difteri dan tetanus yang dimurnikan dan bakteri pertusis yang telah diinaktivasi (Depkes RI, 2005).
Tujuan pemberian untuk pemberian kekebalan secara simultan terhadap difteri pertusis dan tetanus. Dosis pemberian 0,5 cc sebanyak 3 dosis. Vaksin DPT yang telah dibuka hanya dapat digunakan selama 4 minggu dengan ketentuan :
a)      Vaksin belum kadaluarsa
b)      Vaksin disimpan dalam suhu 2˚C-8˚C
c)      Tidak pernah terendam air
d)     Sterilitasnya terjaga
Kontra indikasi pemberian DPT adalah anak yang mengalami gejala-gejala parah pada dosis petama, komponen pertusis harus dihindarkan pada dosis kedua. Anak dengan demam tinggi harus ditunda pemberian imunisasinya sampai benar-benar sembuh.
Sekarang vaksin yang biasanya digunakan adalan DPT-HB yaitu vaksin yang terdiri dari toxoid difteri dan tetanus yang dimurnikan dan bakteri pertusis yang telah diinaktivasi serta vaksin hepatitis B yang merupakan sub unit vaksin virus yang mengandung HbsAg murni non infectious (Depkes RI, 2005)
4)      Vaksin polio
Vaksin oral polio hidup adalah vaksin polio trivalent yang terdiri dari suspensi virus poliomyelitis tipe 1, 2, dan 3 (strain sabin) yang sudah dilemahkan, dibuat dalam biakan jaringan ginjal kera dan distabilkan dengan sukrosa (Depkes RI, 2005)
Diberikan dengan dosis 2 tetes sebanyak 4 dosis pemberian.
Kontra indikasi pemberian imunisasi polio :


a)      Pada individu yang menderita imuno defisiensi.
b)      Misal anak sedang diare atau muntah berat dosis ulangan dapat diberikan setelah sembuh (Depkes RI, 2005)
c)      Tak dapat diberikan pada anak yang menderita penyakit akut atau demam tinggi (diatas 38˚C), muntah atau diare, penyakit kanker atau keganasan, HIV/AIDS, sedang menjalani pengobatan steroid dan pengobatan radiasi umum, serta anak dengan mekanisme kekebalan terganggu (anonim, 2009).
5)      Vaksin Campak
Vaksin campak merupakan vaksin virus hidup yang dilemahkan, untuk pemberian kekebalan aktif terhadap penyakit campak. Sebelum disuntikkan vaksin campak terlebih dahulu harus dilarutkan dengan pelarut steril yang telah tersedia yang berisi 5 ml cairan pelarut. Dosis pemberian 0,5 ml. (Depkes RI, 2005)
Kontra indikasi pemberian imunisasi campak adalah :
a)      Infeksi akut yang disertai demam lebih dari 38˚Celsius
b)      Gangguan sistem kekebalan
c)      Pemakaian obat imunosupresan

d)     Alergi terhadap protein telur
e)      Hipersensitivitas terhadap kanamisin dan eritromisin
f)       Wanita hamil                     (Anonim, 2009)
b.      Jadwal pemberian imunisasi dasar pada bayi
Tabel 2.1
Jadwal Imunisasi Menurut Depkes RI 2009
Umur
Jenis Imunisasi
0 bulan
1 bulan
2 bulan
3 bulan
4 bulan
9 bulan
HB 0
BCG, Polio 1
DPT/HB 1, Polio 2
DPT/HB 2, Polio 3
DPT/HB 3, Polio 4
Campak
Sumber : Buku Kesehatan Ibu dan Anak, 2009

Dalam buku Pedoman Teknis Imunisasi di Puskesmas jadwal imunisasi Program Nasional Depkes RI adalah sebagai berikut :
Tabel 2.2
Jadwal Imunisasi Program Nasional Depkes RI
Vaksin
Pemberian imunisasi
Selang waktu pemberian
Umur
BCG
DPT

Polio

Campak
Hepatitis B
1 X
3X
(DPT 1, 2, 3)
4 X
(Polio 1, 2, 3, 4)
1 X
3 X
(hep. B 1, 2, 3)

4 minggu

4 minggu

4 minggu
0-11 bulan
2-11 bulan

0-11 bulan

9-11 bulan
0-11 bulan
Sumber : Pedoman Teknis Imunisasi di Puskesmas, 2005
Jadwal alternatif pemberian imunisasi dalam Pedoman Imunisasi di Indonesia adalah sebagai berikut :
Tabel 2.3
Jadwal imunisasi menurut Pedoman Imunisasi di Indonesia
Umur
Antigen
Lahir ( 0 bulan)
6 minggu
10 minggu
14 minggu
9-12 bulan
BCG, Polio-1, Hepatitis B-lahir
Polio-2, DPT/Hep B-1*
Polio-3, DPT/Hep B-2*
Polio-4, DPT/Hep B-3*
Campak
(Sumber : Pedoman imunisasi di Indonesia, 2005)
* vaksin kombinasi DPT dan Hepatitis B
Jadwal imunisasi rekomendasi IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia)
a)      Imunisasi BCG
imunisasi BCG diberikan pada umur sebelum 2 bulan. Pada dasarnya, untuk mencapai cakupan yang lebih luas. Apabila BCG diberikan pada umur lebih dari 3 bulan maka dilakukan uji tuberculin terlebih dahulu.
b)      Imunisasi Hepatitis B
Imunisasi hepatitis B dibrikan sedini mungkin setelah lahir, mengingat paling tidak 3,9 %  Ibu hamil merupakan pengidap hepatitis dengan resiko transmisi maternal kurang lebih sebesar 45%.  Hepatitis B-1 diberikan pada anak usia 0-7 hari. Hepatitis B-2 diberikan dengan interval 1 bulan dari Hepatitis B-1 (saat bayi berumur 1 bulan). Untuk mendapatkan respon imun optimal interval Hepatitis B-2 dan Hepatiitis B-3 minimal 2 bukan, terbaik adalah 5 bulan. Maka Hepatitis B-3 diberikan 2-5 bulan setelah Hepatitis B- 2 yaitu umur 3-6 bulan.
c)      Imunisasi DPT
Imunisasi DPT dasar diberikan 3 kali sejak umur 2 bulan. DPT tidak boleh diberikan sebelum umur 6 minggu dengan interval 4-6 minggu DPT-1 diberikan pada umur 2 bulan, DPT-2 pada umur 3 bulan dan DPT -3 pada umur 4 bulan.
d)     Vaksin Polio
Polio oral diberikan saat bayi lahir, karena indonesia merupakan daerah endemik polio maka sesuai pedoman program imunisasi nasional untuk mendapatkan cakupan imunisasi yang lebih tinggi diperlukan tambahan imunisasi polio yang diberikan setelah lahir. Untuk imunisasi dasar (polio 1, 2, 3) interval diantaranya tidak kurang dari 4 minggu.
e)      Vaksin Campak
Vaksin campak dianjurkan diberikan pada umur 9 bulan.
c.       Cara pemberian imunisasi
Tabel 2.4
Cara Pemberian Imunisasi
Vaksin
BCG
DPT dan Hepatitis B
Campak
Polio
Tempat penyuntikan dan cara penyuntikan
Lengan kanan atau luar suntikan intracutan
Paha tengah luar suntikan intra muskular
Lengan kiri atas suntikan subcutan
Mulut diteteskan dimulut
(Sumber : Pedoman Imunisasi di Indonesia, 2005)
Lokasi penyutikan yang dianjurkan untuk anak usia 1 tahun (0-12 bulan) adalah otot vastus lateralis pada daerah anterolateral (paha tengah luar) karena otot pada anterolateral tersebut adalah otot anak usia 1 tahun yang paling tebal dan besar. Kadang ada beberapa tenaga medis yang menyuntikkan ditempat yang berbeda walaupun vaksinya sama. Pemilihan tempat penyuntikan vaksin berdasarkan beberapa pertimbangan, pertimbangan tersebut antara lain untuk mendapatkan kekebalan optimal, cidera minimal pada jaringan pembuluh darah, syaraf  dan sekitarnya, memperkecil kemungkinan rasa tidak nyaman pada bayi dan anak akibat gerakan, tekanan sentuhan, atau sekedar pertimbangan estetis. Perbedaan tepat penyuntikan tidak menimbulkan perbadaan kekebalan asalkan kedalaman penusukan jarum yang disuntik vaksin sesuai dengan ketentuan untuk setiap jenis vaksin.
d.      Efek samping pasca imunisasi
Setelah imunisasi dapat timbul reaksi lokal ditempat penyuntikan atau reaksi umum berupa keluha dan gejala tertentu tergantung pada jenis vaksinya.
1)      BCG
Imunisasi BCG tidak menyebabkan reaksi yang bersifat umu seperti demam 1-2 minggu kemudian akan timbul indurasi dan kemerahan ditempat suntikan yang akan berubah menjadi postula kemudian pecah menjadi luka dan akan sembuh secara spontan meninggalkan luka parut bulat.
2)      Hepatitis B
Efek samping yang terjadi umumnya berupa reaksi lokl yang ringan dan bersifat sementara.
3)      DPT
Gejala-gejala bersifat sementara seperti lemas, demam, kemerahan pada tempat suntikan. Kadang-kadang terjadi demam tinggi yang meracau yang biasanya terjadi 24 jam.
4)      Polio
Pada umumnya pada imunisasi polio tidak terjadi reaksi
5)      Campak
Reaksi yang terjadi pasca imunisasi campak yakni pada 5-15% kasus berupa demam djumpai pada hari ke 5-6 sesudah imunisasi dan berlangsung selama 2 hari
Tabel 2.5
Pencatatan Pemberian Imunisasi Dasar Lengkap
Menurut Depkes RI 2009
Tanggal lahir :.../...../..... Nama Anak :..............Nama Orang tua :................
Umur (Bulan)
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12+**
Vaksin
Tanggal Pemberian Imunisasi
HB 0 (0-7 hari)














BCG













*Polio 1













*DPT/HB 1












*Polio 2












*DPT/HB 2












*Polio 3












*DPT/HB 3












*Polio 4












Campak



























* Jarak antara (interval) pemberian vaksin DPT/HB dan Polio minimal 4 minggu(1 bulan)
** anak diatas 1 tahun (12 bulan) yang belum lengkap imunisasinya tetap harus diberikan imunisasi dasar lengkap.

             Jadwal tepat pemberian imunisasi dasar lengkap
           
 Waktu yang masih diperbolehkan untuk imunisas

Waktu pemberian imunisasi bagi anak diatas 1 tahun yang belum lengkap
Waktu yang tidak diperbolehkan untuk pemberian imunisasi dasar lengkap

(Sumber : Buku Kesehatan Ibu dan Anak, 2009)





C.    KERANGKA TEORI
















 
BAB III
METODE PENELITIAN
A.    KERANGKA KONSEP

                                                                              









B.     VARIABEL DAN DEFINISI OPERASIONAL
1.      Variabel
Variabel dalam penelitian ini adalah variabel tunggal yaitu Tingkat Pengetahuan ibu tentang imunisasi.
2.     
27
 
Definisi Operasional
a.       Pengetahuan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penilaian dari pemahaman ibu tentang imunisasi dasar bagi bayi yang meliputi pengertian, tujuan, jenis, kontra indikasi, jadwal, cara pemberian imunisasi, serta efek samping pasca imunisasi. Tingkat pengetahuan yang teliti dalam penelitian ini adalah tahap memahami (Comprehension)
b.      Cara mengukur tingkat pengetahuan
Penilaian dilakukan dengan cara membandingkan jumlah skor jawaban dengan skor yang diharapkan (tertinggi) kemudian dikalikan 100% dan hasilnya berupa prosentase dengan rumus yang digunakan sebagai berikut:
nilai
Keterangan :
N = Nilai pengetahuan
Sp = Skor yang didapat
Sm = Skor tertinggi maksimum
Selanjutnya prosentase jawaban diinterpretasikan dalam kalimat kualitatif dengan acuan sebagai berikut :
·         Baik     : Nilai = 76-100%
·         Cukup : Nilai = 56-75%
·         Kurang : Nilai = 40-55%
·         Rendah  : Nilai < 40%
c.       Ibu yang dimaksud dalam penelitian ini adalah semua wanita yang bayinya menjadi sasaran imunisasi di desa badran.
d.      Imunisasi dasar dalam penelitian ini adalah imunisasi yang harus diberikan atau diperoleh bayi (umur 0-12 bulan) meliputi imunisasi BCG, DPT, Hepatitis B, Polio, Campak.
e.       Bayi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah bayi dengan umur di bawah 1 tahun dan menjadi sasaran program imunisasi di wilayah desa Badran.
f.       Desa Badran terdiri dari 4 dusun yaitu Ngepoh, Kuncen, Badran,dan Bangunsari dan 5 posyandu.
C.    JENIS DAN DESAIN PENELITIAN
1. Jenis penelitian
Jenis penelitian adalah deskriptif, dimana penulis hanya ingin menggambarkan pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar pada bayi di Desa Badran, kecamatan krangan, kabupaten Temanggung menurut pengertian, tujuan, jenis imunisasi, kontra indikasi, jadwal imunisasi, cara pemberian dan efek samping pasca imunisasi. Penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif(Notoatmodjo, 2005).
2. Desain penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan survey dengan cara memberikan kuesioner kepada responden untuk dijawab sesuai pengetaahuan dari responden. Menurut Notoatmodjo (2005) survey adalah suatu cara penelitian deskriptif yang dilakukan terhadap sekumpulan objek yang biasanya cukup banyak dalam jangka waktu tertentu.
D.    WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN
1.      Waktu penelitian
Penelitian dilakukan 12 April-8 Mei 2010
2.      Tempat penelitian
Penelitian dilaksanakan di desa badran kecamatan kranggan kabupaten temanggung.
E.     POPULASI DAN SAMPEL
Populasi adalah sekelompok subjek yang menjadi objek atau sasaran penelitian (Notoatmodjo, 2005). Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang anaknya menjadi sasaran imunisasi Puskesmas Pare di Desa Badran sampai bulan maret 2010 yaitu sejumlah 62 ibu yang mempunyai bayi berumur kurang 12 bulan, dengan sebaran populasi sebagai berikut
1.      Dusun Badran (2 posyandu) : 21 orang
2.      Dusun Ngepoh (1 posyandu) : 13 orang
3.      Dusun Kuncen (1 posyandu) : 16 0rang
4.      Dusun Bangunsari (1 posyandu) : 12 orang
(Data Kohort Bayi desa Badran).
Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2005). Menurut Arikunto (2006) Apabila subyek kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitianya merupakan penelitian total populasi. Tetapi jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih. Sampel dalam penelitian ini adalah semua ibu yang masuk dalam populasi yaitu sejumlah 62 orang di desa Badran yang mempunyai bayi berumur dibawah 1 tahun dan memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi.
1.      Kriteria inklusi
a.       Ibu yang memiliki anak berumur ≤ 12 bulan tanpa melihat paritas dan umur responden serta imunisasi jenis apa yang telah diperoleh anaknya.
b.      Ibu yang bertempat tinggal di Desa Badran, kecamatan Kranggan, Kabupaten Temanggung.
c.       Ibu yang memiliki latar pendidikan minimal Sekolah Dasar dan dapat membaca dan menulis.
2.      Kriteria eklusi
d.      Ibu yang tidak bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian ini.
e.       Pindah alamat atau tempat tinggal atau tidak berada di desa Badran saat penelitian dilakukan.
Menurut Arikunto (2006) penelitian jenis ini adalah penelitian total populasi karenaa peneliti ingin meneliti semua elemen yang ada diwilayah penelitian. Studi penelitianya disebut studi populasi atau studi sensus.
F.     TEKNIK PENGUMPULAN DATA
1.      Jenis data yang dikumpulkan
Menurut Notoatmodjo (2003), dalam suatu penelitian, data merupakan suatu langkah penting. Untuk memperoleh penyajian data sebagai hasil yang berarti dan kesimpulan yang baik, diperlukan pengolahan data.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden dengan mengisi kuisioner secara langsung yang disebarluaskan oleh peneliti. Data sekunder  diperoleh dari Puskesmas Pare dan data dari Bidan.
2.      Alat pengumpulan data
Alat-alat atau instrument penelitan adalah alat-alat yang akan digunakan untuk pengumpulan data (Notoatmodjo, 2003). Instrument penelitian ini berupa : kuesioner (daftar pertanyaan), formulir observasi, dan formulir lain yang berkaitan dengan pencatatan data.
Untuk melakukan pengumpulan data penelitian penelitian ini menggunakan alat alat pengumpulan data berupa kuesioner tertutup yang di buat dengan mengacu pada teori dan konsep yaitu pertanyaan sudah disediakan tinggal memilih sesuai dengan pengetahuan (Arikunto, 2006). Kuesioner dalam penelitia ini berbentu Dichotomus choice, yakni dalam pertanyaan hanya disediakan 2 alternatif/jawaban dan responden memilih satu diantaranya.
3.      Validitas dan Reabilitas kuesioner
Uji validitas adalah uji yang menggambarkan tentang instrument yang bersangkutan mampu mengukur apa yang diukur. Dalam penelitian ini akan menggunakan uji validitas isi dilakukan dengan membandingkan antara instrument dengan materi pelajaran yang telah diajarkan. Selanjutnya akan dikonsultasikan dengan ahli (Judgement experets). Jumlah tenaga ahli yang digunakan minimal tiga orang dan mereka adalah ahli di bidang lingkup yang diteliti (Sugiyono, 2007).
Reabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrument cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat data karena instrument tersebut sudah baik, dengan cara mengujikan beberapa kali pada responden yang sama dalam waktu yang berbeda. Dalam penelitian ini tidak dilakukan dengan alasan waktu.
4.      Cara pengumpulan data
Setelah mendapat izin dari kepala Desa Badran, Kepala Puskesmas dan Bidan Desa Badran, penulis rencana mulai mengadakan penelitian. Langkah pertama adalah melakukan pendekatan dan kerjasama dengan bidan desa  dan kader-kader posyandu yang ada di wilayah penelitian, selanjutnya meminta kerjasamanya untuk membagi kuesioner. Sebelum melakukan penelitian lebih lanjut penulis menjelaskan maksud dan  tujuan  penelitian, alat pengumpulan data berupa kuesioner dan cara pengisian kuesioner, kemudian kuesioner di distribusikan pada responden. Kuesioner di isi secara langsung oleh responden sesuai dengan petunjuk yang tercantum dalam kuesioner tersebut dengan memilih jawaban benar atau salah.
G.    PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA
1.      Pengolahan data
Pengolahan dilakukan secara manual dengan cara mengoreksi jawaban responden kemudian mengambil nilai.
Tahap pengolahan data :
a.       Editing
Setelah data dikumpulkan, lalu diteliti mengenai kelengkapan data. Editing dimaksudkan agar seluruh data yang diterima dapat diolah dengan baik.
b.      Skoring
Penilaian dimana jawaban benar di beri nilai “1” sedangkan pada jawaban salah diberi nilai “0”.
c.       Tabulasi
Menghitung dan menyusun data dari hasil perhitungan kemudian data disajikan dalam bentuk tabel.
2.      Analisis data
Data hasil penelitian di analisa secara deskriptif  kuantitatif dengan perhitungan prosentase yaitu menggunakan rumus :
Kemudian hasil perhitungan ini akan dikategorikan menurut skala ordinal menjadi 4 kategori :
a.       Baik (76%-100%)
b.      Cukup baik (56%-75%)
c.       Rendah (40%-55%)
d.      Kurang (kurang dari 40%)
(Arikunto, 2006)

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam hal ini penulis akan menyajikan hasil penelitian tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar bagi bayi yang dilaksanakan di Desa Badran, Kecamatan  Kranggan dengan responden yaitu ibu yang pada waktu penelitian putranya menjadi menjadi sasaran program imunisasi Puskesmas Pare dan menetap di desa Badran, Kecamatan Kranggan. Penelitian dilakukan dengan cara pengisian kuesioner oleh responden sejumlah 62 orang. Pengembalian  kuesioner sejumlah 100%. Data yang diperoleh dalam penelitian ini akan disajikan dalam bentuk tabel dan grafik.
A.    HASIL PENELITIAN
1.      Karakteristik Responden
a.       Distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat pendidikan
Grafik 4.1 Distribusi frekuansi tingkat pendidikan responden
Dari pengumpulan data diperoleh bahwa mayoritas responden dalam penelitian ini berlatar belakang pendidikan SMA sejumlah 33 orang (53%),SMP sejumlah 16 orang (26%), SD sejumlah 7 orang (11%), dan  terkecil adalah Perguruan Tinggi sejumlah 6 orang (10%).
b.      Distribusi frekuensi responden berdasarkan umur
Berdasarkan umur diperoleh data yaitu sebagian besar responden berumur 20-35 tahun sejumlah 48 orang (77%), berusia lebih dari 35 tahun sejumlah 8 orang (13%), dan berusia kurang dari 20 tahun sejumlah 6 orang (10%).
Data dapat dilihat dalam grafik 4.2
Grafik 4.2 Distribusi frekuensi umur responden

c.       Distribusi Frekuensi berdasarkan jumlah anak
Dari 62 responden sebagian besar mempunyai 1 anak yaitu sejumlah 31 responden dengan prosentase 50%, dalam hal ini tidak ada responden yang mempunyai anak lebih dari 5,yang mempunyai 2 anak sejumlah 17 responden (27%), yang mempunyai 3 anak sejumlah 12 responden (19%),yang mempunyai 4 anak sama dengan yang mempunyai 5 anak yaitu sejumlah 1 responden (2%).
Data dapat dilihat dalam grafik 4.3
Grafik 4.3 Distribusi frekuensi jumlah anak dari responden
2.      Tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar bagi bayi
a.       Tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar pada bayi
Tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar pada bayi di Desa Badrran, Keecamatan Kranggan dari 62 responden  yang dikategorikan baik adalah sejumlah 34 responden atau 55% dan kategori cukup baik sejumlah 26 responden atau 42%, sisanya sejumlah 2 responden atau 3% dikategorikan kurang baik, dan tidak ada responden yang masuk dalam kategori rendah.

Berdasarkan hasil penelitian dan pengumpulan data maka akan dijabarkan
1)      Tingkat pengetahuan ibu tentang pengertian imunisasi dasar pada bayi
Berdasarkan hasil pengumpulan data tingkat pengetahuan ibu tentang pengertian imunisasi dasar pada bayi yang termasuk dalam kategori tingkat pengetahuan baik sejumlah 51 Responden atau 82%, sedang dalam kategori cukup baik adalah sejumlah 10 responden atau 16%, kemudian sisanya sejumlah 1 responden atau 2% masuk dala kategori kurang baik,dalam hal ini tidak ada responden yang termasuk dalam kategori rendah.
Tabel 4.1
Kategori
Jumlah
%
Baik
Cukup baik
Kurang baik
Rendah

51
10
1
82
16
2
Jumlah
62
100

2)      Tingkat pengetahuan ibu tentang tentang tujuan imunisasi dasar pada bayi
Berdasarkan tingkat pengumpulan data yang dilakukan di desa Badran, kecamatan Kranggan mengenai tujuan imunisasi didapatkan hasil bahwa sejumlah 41 responden atau 66% yang termasuk dalam kategori baik. Sedangkan yang termasuk dalam kategori cukup baik adalah sejumlah 16 orang atau 26%, sedangkan sejumlah 4 orang atau 6% termasuk dalam kategori kurang baik,dan 1 responden atau 2% yang termasuk dalam kategori rendah.
Tabel 4.2
Kategori
Jumlah
%
Baik
Cukup baik
Kurang baik
Rendah

41
16
4
1
66
26
6
2
Jumlah
62
100


3)      Tingkat pengetahuan ibu tentang jenis imunisasi dasar pada bayi
Berdasarkan hasil pengumpulan data tingkat pengetahuan ibu tentang jenis imunisasi dasar pada bayi yang termasuk dalam kategori tingkat pengetahuan baik sejumlah 38 Responden atau 61%, sedang dalam kategori cukup baik adalah sejumlah 13 responden atau 21%, kemudian sisanya sejumlah 11 responden atau 18% masuk dala kategori kurang baik,dalam hal ini tidak ada responden yang termasuk dalam kategori rendah.
Tabel 4.3
Kategori
Jumlah
%
Baik
Cukup baik
Kurang baik
Rendah

38
13
11
61
21
18
Jumlah
62
100

4)      Tingkat penggatahuan ibu tentang jadwal  pemberian imunisasi dasar pada bayi
Dari 62 responden yang diteliti di desa badran didapatkan hail bahwa tingkat pengetahuan ibu tentang jadwwal pemberian imunisasi dasar pada bayi termasuk dalam kategori baik sejumlah 43 responden atau 69%, termasuk dalamkategori cukup sejumlah 18 responden atau 29%,dan dalam kategori rendah sejumlah 1 responden atau 2%. Dalam hal ini tidak ada rresponden yang masuk dalam kategori cukup baik.
Tabel 4.4
Kategori
Jumlah
%
Baik
Cukup baik
Kurang baik
Rendah

43
18

1
69
29

2
Jumlah
62
100

5)      Tingkat pengetahuan ibu tentang cara pemberian imunisasi dasar pada bayi
Berdasarkan hasil pengumpulan data tingkat pengetahuan ibu tentang cara pemberian imunisasi dasar pada bayi yang termasuk dalam kategori tingkat pengetahuan baik sejumlah 31 Responden atau 50%, sedangkan dalam kategori cukup baik sejumlah22 responden atau 35%, kemudian sisanya sejumlah 7 responden atau 12 % masuk dala kategori kurang, sedangkan sisanya sejumlah 2 responden atau 3% masuk dalam kategori rendah.
Tabel 4.5
Kategori
Jumlah
%
Baik
Cukup baik
Kurang baik
Rendah

31
22
7
2
50
35
12
3
Jumlah
62
100

6)      Tingkat pengetahuan ibu tentang kontra indikasi imunisasi dasar pada bayi
Dari 62 responden yang diteliti di desa badran didapatkan hail bahwa tingkat pengetahuan ibu tentang kontra indikasi imunisasi dasar pada bayi termasuk dalam kategori baik sejumlah 45 responden atau 72%, termasuk dalam kategori cukup sejumlah 11 responden atau 18%,dan dalam kategori cukup baik sejumlah 3 responden atau 5%. Dalam hal ini rresponden yang masuk dalam kategori rendah sejumlah 3 orang atau 5%.
Tabel 4.6
Kategori
Jumlah
%
Baik
Cukup baik
Kurang baik
Rendah

45
11
3
3
72
18
5
5
Jumlah
62
100

7)      Tingkat pengetahuuan ibu tentang efek samping pemberian imunisasi dasar pada bayi
Berdasarkan hasil pengumpulan data tingkat pengetahuan ibu tentang efek samping imunisasi dasar pada bayi yang termasuk dalam kategori tingkat pengetahuan baik sejumlah 35 Responden atau 56%, sedangkan dalam kategori cukup baik sejumlah 18 responden atau 29%, kemudian sisanya sejumlah 9 responden atau 15% masuk dala kategori kurang, dan tidak ada responden yang masuk dalam kategori rendah.
Tabel 4.7
Kategori
Jumlah
%
Baik
Cukup baik
Kurang baik
Rendah

35
18
9
56
29
15
Jumlah
62
100

b.      Prosentase rata-rata tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar pada bayi berdasarkan subvariabel
Dari hasil perolehan data menunjukan hasil bahwa tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar bagi bayi berdasarkan sub variabel tidak ada yang termasuk dalam kategori kurang baik dan kategori rendah. Sub variabel yang termasuk dalam kategori baik adalah tingkat pengetahuan ibu tentang pengertian, jadwal pemberian, dan kontra indikasi pemberian imunisasi dasar pada bayi. Sedangkan tingkat pengetahuan ibu tentang tujuan, jenis-jenis,cara pemberian dan efek samping pemberian imunisasi termasuk dalam kategori cukup baik.
Dapat dilihat dalam table berikut
Tabel 4.8
Prosentase rata-rata tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar
pada bayi berdasarkan subvariabel

No
Sub variabel
Jumlah pertanyaan
Jumlah Jawaban benar/ sub variabel
Rata-rata
%
Kategori
1
2
3

4

5

6

7
Pengertian imunisasi
Tujuan imunisasi dasar
Jenis-jenis imunisasi dasar
Jadwal pemberian imunisasi
Cara pemberian imunisasi
Kontra indikasi pemberian imunisasi
Efek samping imunisasi
5
5
5

5

5

5

5
259
224
227

244

212

244

231
4,17
3,61
3,66

3,93

3,41

3,93

3,72
83,5
72,2
73,2

78,7

68,3

78,7

74,5
Baik
Cukup
Cukup

Baik

Cukup

Baik

Cukup

Total
35




Dari prosentase tiap sub variabel dapat ditarik kesimpulan akhir bahwa rata-rata tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar pada bayi secara keseluruhan termasuk dalam kategori baik dengan prosentase 75,62%



B.     PEMBAHASAN
Pembahasan hasil penelitian didasarkan pada analisis deskriptif dan tinjauan pustaka.
1.      Tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar pada bayi berdasarkan pendidikan, jumlah anak atau pengalaman dan berdasarkan umur.
a.       Tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar pada bayi berdasarkan tingkat pendidikan.
Tabel 4.9
Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Dasar Pada Bayi di Desa Badran Kecamatan Kranggan Berdasarkan Tingkat Pendidikan
No
Pendidikan
Kategori
Jumlah
Baik
Cukup
Kurang
Rendah
N
%
N
%
N
%
N
%
1
2
3
4
SD
SLTP
SLTA
PT
3
7
21
3
5
11
34
5
3
9
11
3
5
15
18
5
1

1
2

2


7
16
33
6


34

26

2



62

Dari hasil penelitian didapatkan hasil pendidikan responden paling banyak adalah SMA yaitu sebesar 53% seperti dalam grafik 4.1, sedangkan dari hasil crostabulasi ditemukan bahwa responden yang termasuk dalam kategori baik terbanyak dengan latar belakang pendidikan SMA yaitu sejumlah 21 orang atau 33%, sedangkan latar belakang pendidikan SD adalah 3 orang atau 5% yang termasuk dalam kategori baik.
Menurut teori dalam Pengetahuan Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi yang dikutip dari
http://forbetterhealth.wordpress.com/2009/04/19/pengetahuan-dan-faktor-faktor-yang-mempengaruhi/ dikatakan bahwa makin tinggi pendidikan seeorang makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Dengan pendidikan tinggi maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi, baik dari orang lain maupun dari media massa. Dalam hal ini hasil penelitian sesuai dengan teori, meskipun bisa saja tingkat pengetahuan ini dipengaruhi oleh faktor-faktor yang lain seperti umur dan pengalaman atau jumlah anak dari responden. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa responden dengan tingkat pendidikan Perguruan tinggi tidak ada yang temasuk dalam kategori rendah, sedangkan pada responden dengan tingkat pendidikan SD terdapat 1 responden yang termasuk dalam kategori rendah yaitu 2%.
b.      Tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar pada bayi berdasarkan jumlah anak/pengalaman.
Pengalaman dalam penelitian ini berkaitan dengan jumlah anak yang dimiliki responden. Diharapkan dengan semakin banyak jumlah anak maka semakin baik tingkat pengetahuannya responden karena semakin banyak anak maka responden akan semakin sering berinteraksi dengan tenaga kesehatan sehingga informasi yang diperoleh semakin banyak. Dari hasil penelitian terlihat bahwa dari responden yang memiliki 5 anak tidak ada yang hasilnya rendah. Hal ini sesuai dengan yang tercantum dalam http://forbetterhealth.wordpress.com/2009/04/19/pengetahuan-dan-faktor-faktor-yang-mempengaruhi/ yaitu bahwa pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi masa lalu. Sehingga dalam hal ini tidak ada responden yang tingkat pengetahuanya kurang pada responden yang emiliki 5 anak dikarenakan responden telah berpengalaman tentang imunisasai dasar pada bayi dari pengalaman pengalaman anak-nak sebelumnya.

Tabel 4.10
Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Dasar Pada Bayi di Desa Badran Kecamatan Kranggan Berdasarkan jumlah anak
No
Anak
Kategori
Jumlah
Baik
Cukup
Kurang
Rendah
N
%
N
%
N
%
N
%
1
2
3
4
5
6
1
2
3
4
5
>5
17
9
7
27
15
11
14
7
5

1
6
11
8

2

1

1

2

2


31
17
12
1
1


33

27

2



62



c.       Tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar pada bayi berdasarkan umur
Seperti yang tercantum dalam Pengetahuan dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi dalam
http://forbetterhealth.wordpress.com/2009/04/19/pengetahuan-dan-faktor-faktor-yang-mempengaruhi/ yaitu bahwa umur mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah umur akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik. Semakin tua semakin bijaksana, semakin banyak informasi yang dijumpai dan semakin banyak hal yang dikerjakan sehingga menambah pengetahuannya. Namun dikatakan pula bahwa orang yang sudah tua akan mengalami kemunduran baik fisik maupun mental, dapat diperkirakan bahwa kecerdasan akan menurun sejalan dengan bertambahnya usia, khususnya pada beberapa kemampuan yang lain seperti misalnya kosa kata dan pengetahuan umum.
Tabel 4.10
Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Dasar Pada Bayi di Desa Badran Kecamatan Kranggan Berdasarkan Umur
No
Umur
Kategori
Jumlah
Baik
Cukup
Kurang
Rendah
N
%
N
%
N
%
N
%
1
2
3
< 20
20-35
>35
3
28
3
5
45
5
3
19
4
5
31
6

1
1

2
2


6
48
8


34

26

2



62

Dari hasil penelitian diperoleh hasil bahwa responden yang tingkat pengetahuanya baik adalah responden dengan usia 20-35 tahun yaitu sejumlah 28 atau 45%, sedangkan responden dengan umur <20 tahun hanya 3 orang atau 5% responden yang mempunyai tingkat pengetahuan yang baik. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa dalam kategori usia 20-35 tahun dan >35 tahun terdapat responden yang termasuk dalam kategori rendah. Ini mungkin dikarenakan karena daya tangkap dan kemampuan menerima materi dari tenaga kesehatan tentang imunisasi dasar telah menurun.
2.      Tingkat pengetahuan ibu tentang pengertian imunisasi dasar pada bayi
Menurut Ranuh (2001) Imunisasi adalah cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu antigen, sehingga jika kelak ia terpajan pada antigen yang serupa, tidak terjadi penyakit. Tujuan imunisasi adalah untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu pada seseorang, dan menghilangkan penyakit tertentu pada sekelompok masyarakat (populasi) atau bahkan menghilangkan penyakit tertentu dari dunia.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data dalam tabel 4.1 bahwa responden mayoritas dalam kategori baik yaitu sejumlah 51 responden atau 82%, sedangkan dalam kategori kurang sejumlah 1 responden atau 2%, dan tidak ada yang termasuk dalam kategori rendah. Sementara itu jika dirata-rata seperti dalam tabel 4.8 maka diperoleh nilai 83,5% artinya tingkat pengetahuan ibu tentang pengertian imunisasi dasar termasuk dalam kategori baik. Responden mengetahui maksud dari pertanyaan sub variabel pengertian imunisasi dasar yang diberikan pada bayi. Hal ini bisa dikarenakan karena mayoritas responden berlatar pendidikan SMA sehingga responden dapat  lebih mudah memahami penjelasan bidan ketika bidan memberikan penjelasan tentang imunisasi dasar pada ibu atau responden.
3.      Tingkat pengetahuan ibu tentang tujuan imunisasi dasar pada bayi
Tujuan pemberian imunisasi adalah memberikan kekebalan terhadap suatu penyakit. Dalam sub variabel yang kedua ini berisi pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan tujuan imunisasi pada bayi. Hasil yang diperoleh dari penelitian terlihat dalam tabel 4.2 yaitu bahwa 41 responden atau 66% termasuk dalam kategori baik, dan sejumlah 1 responden atau 2% termasuk dalam kategori rendah. Nilai rata-rata benar adalah 72,2% dan termasuk dalam kategori cukup baik dapat dilihat dalam tabel 4.8.  Hasil penelitian ini berkaitan dengan pengalaman. Dari hasil penelitian mayoritas responden baru mempunyai 1 anak, ini menunjukkan bahwa ibu atau responden belum mempunyai pengalaman tentang imunisasi dasar pada bayi sebelumnya. Selain itu sebenarnya responden sudah mengetahui tuhuan imunisasi secara umum, namun responden masih kurang memahami tujuan imunisasi secara spesifik.
4.      Tingkat pengetahuan ibu tentang jenis-jenis imunisasi dasar pada bayi
Jenis-jenis imunisasi dasar bagi bayi yaitu Hepatitis B, BCG, DPT, Polio, dan campak. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di desa Badran terhadap 62 responden diperoleh hasil seperti dalam tabel 4.3 bahwa mayoritas responden (38 responden atau 61%) termasuk dalam kategori baik. Dalam sub variabel ini tidak ada responden yang termasuk dalam kategori rendah. Sedangkan dari rata-rata diperoleh nilai 73,2% dapat dilihat dalam tabel 4.8, ini menunnjukan bahwa rata-rata pengetahuan ibu tentang tujuan imunisasi bagi bayi termasuk dalam kategori cukup baik. Pertanyaan-pertanyaan dalam subvariabel ini dapat dijawab dengan benar oleh responden. Responden mengetahui imunisasi apa saja yang didapat bayi umur 0-12 bulan. Dari hasil penelitian didapatkan mayoritas (61%) termasuk dalam kategori baik, hal ini berkaitan dengan umur dan pengalaman/ jumlah anak. Dilihat pada grafik 4.1 terlihat bahwa responden dengan umur kurang dari 20 tahun hanya 6 orang atau 10%, sehingga rata-rata responden berumur lebih dari 20 tahun. Hal ini berkaitan dengan daya tangkap yang meningkat, perolehan informassi yang lebih banyak sehingga tingkat pengetahuanya juga meningkat atau baik.
5.      Tingkat pengetahuan ibu tentang jadwal pemberian imunisasi dasar pada bayi
Tingkat pengetahuan ibu tentang jadwal pemberian imunisasi disimpulkan dalam kategori baik 78,7% seperti dalam tabel 4.8. hal ini menunjukan bahwa responden maksud dengan pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam sub variabel ini. Seperti dalam tabel 4.4 bahwa 43 responden atau 69% responden termasuk dalam kategori tingkat pengetahuan baik, 18 reponden atau 29% termasuk dalam kategori cukup baik,dan sisanya sejumlah 1 responden atau 2% termasuk dalam kategori rendah, dalam sub variabel ini tidak ada responden yang termasuk dalam kategori kurang baik.   Hal ini kemungkinan karena ibu-ibu atau responden tidak pernah memperhatikan jadwal imunisasi bayinya namun karena bidan selalu memberitahu dan memberi catatan kepada responden atau ibu kapan ibu harus mengimunisasikan bayinya.  Sehingga responden atau ibu tidak perlu mengetahui jadwal imunisasi tapi tinggal mengingat kapan harus mengimunisasikan bayinya. Ini juga dapat dikaitkan dengan jumlah responden yang mayoritas baru memiliki 1 anak (50%) terlihat dalam grafik 4.3 sehingga mayoritas responden belum memiliki banyak pengalaman karena ini baru pengalaman yang pertama kalinya tentang imunisasi dasar pada bayi.
6.      Tingkat pengetahuan ibu tentang cara pemberian imunisasi dasar pada bayi
Dari 62 responden diperoleh hasil seperti pada tabel 4.5 yaitu sejumlah 31 responden atau 50% termasuk dalam kategori baik, 22 responden dalam kategori cukup baik, 7 responden atau 12% dalam kategori kurang dan sisanya sejumlah 2 resonden atau 3% termasuk dalam kategori rendah. Nilai rata-rata jawaban benar untuk tingkat pengetahuan ibu tentang cara pemberian imunisasi dasar adalah 68,3%, seperti terlihat dalam tabel 4.8 sehingga termasuk dalam kategori cukup baik. Dalam hal ini hasil penelitian bisa dikaitkan dengan jumlah responden yang mayoritas memiliki 1 anak, sehingga pengalaman responden tentang cara pemberian imunisasi masih kurang karena ini merupakan pengalaman pertama kalinya bagi ibu dan ibu atau responden belum mempunyai pengalaman tentang pemberian imunisasi pada bayi sebelumnya
7.      Tingkat pengetahuan ibu tentang kontra indikasi pemberian imunisasi dasar pada bayi
Pada keadaan tertentu anak tidak boleh diberikan imunisasi. Dalam subvariabel ini berisi pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan kontra indikasi pemberian imunisasi dasar. Seperti yang terlihat dalam tabel 4.6 bahwa responden yang termasuk dalam kategori baik adalah sejumlah 45 orang atau 72%, yang termasuk dalam kategori cukup baik adalah 11 orang atau 18%, 3 orang atau 5% termasuk dalam kategori kurang baik, dan sisanya sejumlah 3 orang atau 5% termasuk dalam kategori rendah. Sedangkan nilai rata-rata jawaban benar adalah 78,7% seperti dalam tabel 4.8, sehingga dikategorikan dalam tingkatat pengetahuan baik. Dari hasil penelitian di dapatkan hasil baik, mayoritas jawaban benar adalah pada kontra indikasi pemberian imunisasi DPT-HB karena bidan biasanya menunda pemberian imunisasi jika bayi menderita Panas atau Demam tinggi. Selain itu juga bisa dikarekan frekuensi pemberian imunisasi DPT-HB adalah 3X sehingga responden atau ibu sudah paham kontra indikasi pemberian imunisasi ini.
8.      Tingkat pengetahuan ibu tentang efek samping imunisasi dasar pada bayi
Tingkat pengetahuan ibu tentang efek samping pasca imunisasi dari 62 responden, diperoleh nilai rata-rata sejumlah 74,5% seperti terlihat dalam tabel 4.8, dan termasuk dalam kategori cukup. Sebagian besar responden termasuk dalam kategori baik yaitu sejumlah 35 responden atau 56%, cukup baik sejumlah 18 atau 29%, termasuk dalam kategori kurang baik sejumlah 9 responden atau 15%, dan tidak ada yang termasuk dalam kategori rendah. Dari hasil penelitian terliht bahwa tidak ada responden atau ibu yang termasuk dalam kategori rendah pada sub variabel ini. Ini dikarenakan efek samping pasca imunisasi terlihat jelas terutama pada imunisasi DPT-HB, karena bayi akan mengalami demam dan biasanya bayi juga akan rewel pasca pemberian imunisasi. Sehingga ibu memahami dan mengerti banyak tentang efek samping pasca imunisasi.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa secara umum tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar di desa Badran, Kecamatan Kranggan, Kabupaten Temanggung termasuk dalam kategori baik yaitu dengan prosentase rata-rata 75,62%. Hal ini dikarenakan tingkat pengetahuan ibu relative tinggi yaitu mayoritas responden berpendidikan SMA  (53%). Selain itu juga karena factor usia sehingga ibu atau responden  mudah menyerap penjelasan bidan tentang imunisasi dasar pada bayi.
Sebagaimana telah dideskripsikan dalam hasil penelitian mengenai krostabulasi tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar pada bayi dengan umur, pendidikan dan jumlah anak (pengalaman) menunjukkan bahwa kategori tingkat pengetahuan ibu baik, didapatkan mayoritas dari responden berpendidikan SMA (53%) terlihat pada tabel 4.9.










BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Dalam bab ini penulis akan memaparkan kesimpulan dari penelitian yang telah dilaksakan. Selain itu juga saran yang ditujukan kepada petugas kesehatan, masyarakat maupun untuk penelitian yang akan datang.
A.    KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian seperti yang terlihat dalam tabel 4.8 yang dilakukan di Desa Badran, Kecamatan Kranggan, Kabupaten Temanggung disimpulkan bahwa :
  1. Mayoritas responden berlatar pendidikan SMA (53%) seperti terlihat dalam grafik 4.1, berumur pada rentang 20-35 tahun (77%) dapat dilihat dalam graik 4.2, dan mempunyai 1 anak seperti dalam grafik 4.3 adalah (50%).
  2. Tingkat pengetahuan ibu tentang pengertian imunisasi dasar adalah termasuk dalam kategori baik (83,5%) terlihat,
  3. Tingkat pengetahuan ibu tentang tujuan imunisasi dasar termasuk dalam kategori cukup (72,2%),
  4. Tingkat pengetahuan ibu tentang jenis jenis imunisasi dasar termasuk dalam kategori cukup (73,2%),
  5. Tingkat pengetahuan ibu tentang jadwal imunisasi termasuk dalam k Tingkat pengetahuan ibu tentang ategori baik (78,7%),
  6. Tingkat pengetahuan ibu tentang cara pemberian termasuk dalam kategori cukup (68,3),
  7. Tingkat pengetahuan ibu tentang kontra indikasi termasuk dalam kategori baik (78,7),
  8. Tingkat pengetahuan ibu tentang tingkat pengetahuan ibu tentang efek samping pasca imunisasi adalah termasuk dalam kategori cukup (74,5%).
Secara keseluruhan tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar bagi bayi di desa Badran, kecamatan Kranggan, kabupaten Temanggung adalah termasuk dalam kategori baik (75,62%) terlihat dalam tabel 4.8.
B.     SARAN
Berdasarkan hasil penelitian secara keseluruhan maka ada beberapa pandangan peneliti yang sekiranya dapat di angkat sebagai saran, yaitu:
1.      Bagi tenaga kesehatan
Diharapkan tenaga kesehatan puskesmas pare untuk meningkatkan dan mempertahankan kualitas pelayanan imunisasi dengan cara menberikan penjelasan atau KIE pada ibu-ibu yang akan mengimunisaikan bayinya  mengenai pengertian,tujuan, jenis, cara pemberian, jadwal pemberian, kontra indikasi dan efek samping pasca pemberian imunisasi pada bayi.
2.      Bagi masyarakat
Bagi masyarakat khususnya ibu yang mempunyai bayi diharapkan untuk meningkatkan pengetahuannya secara mandiri tidak hanya bergantung pada tenaga kesehatan, yaitu dengan cara mencari informasi tentang imunisasi dasar pada media cetak seperti buku, majalah, dll ataupun media elektronik dan bisa juga bertanya pada orang yang tua atau orang yang lebih pengalaman.
3.      Bagi peneliti selanjutnya
Bagi pihak yang tertarik untuk melakukan penelitian yang lebih lanjut diharapkan agar bisa mengkaji lebih dalam mengenai sikap dan perilaku ibu dalam pelaksanaan imunisasi berdasarkan tingkat pengetahuanya agar dapat dikategorikan apakah tingkat pengetahuanya baik di ikuti pula oleh sikap patuh dalam pelaksanaan imunisasi

DAFTAR PUSTAKA


Anonim, (2009). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan http://ilmucomputer2.blogspot.com/2009/10/faktor-faktor-yang-mempengaruhi.html. Diakses tanggal 7 maret jam 20.00 WIB

Anonim. (2009). Seputar Imunisasi. http://www.bayisehat.com/immunization-mainmenu-36/349-seputar-imunisasi.html/ (Diakses tanggal 4 maret jam 20.00 WIB)
Anonim. (2009). Pengetahuan Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi http://forbetterhealth.wordpress.com/2009/04/19/pengetahuan-dan-faktor-faktor-yang-mempengaruhi/ (Diakses tanggal 3 maret jam 20.00 WIB)
Anonim. 2008. Arti Definisi/Pengertian Imunisasi, Tujuan, Manfaat, Cara dan Jenis Imunisasi Pada Manusia. http://organisasi.org/arti-definisi-pengertian-imunisasi-tujuan-manfaat-cara-dan-jenis-imunisasi-pada-manusia (Diakses tanggal 6 maret jam 17.00 WIB)

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Dalam Pendekatan Praktek. Jakarta : PT. Rineka Cipta

Depkes RI. (2005). Pedoman Teknis Imunisasi Tingkat Puskesmas. Jakarta: Depkes RI.

Notoatmodjo, S. (2003). Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S. (2005). Metode Penelitian Kesehatan, Edisi Revisi, cetakan ketiga. Jakarta : Rineke Cipta.

Poerwadarminto, W. (1990). Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka.

Ranuh, I.G.N., Soeyitno, H., Hadinegoro & Kartasasmita, C (2001), Buku Imunisasi di Indonesia. Jakarta : Satgas ImunisasiIkatan Dokter Anak Indonesia. 

Ranuh, I.G.N., Soeyitno, H., Hadinegoro & Kartasasmita, C (2005), Pedoman Imunisasi di Indonesia. Jakarta : Satgas ImunisasiIkatan Dokter Anak Indonesia. 
Anonim. 2009. Jenjang Pendidikan di Indonesia. <http://id.wikipedia.org/wiki/Pendidikan#Pendidikan_dasarang>    
               2 Maret 2009
Sugiyono. 2007. Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta